BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI OBAT ALTERNATIF PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER


Penulis : Iswandi Darwis
Artikel Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam pemilihan mahasiswa berprestasi tahun 2007

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit jantung dewasa ini merupakan penyebab paling utama keadaan kesakitan dan kematian bangsa berindustri maju. Di Amerika Serikat, penyakit jantung menunjukkan angka kematian dua kali lipat daripada kanker (penyebab kematian kedua paling sering), yang merupakan kira-kira 37% sebab kematian. Kira-kira 88% disebabkan karena penyakit jantung iskemik yang juga merupakan penyakit jantung koroner (Buja, 1995)

Menurut Brown (2006) pada tahun 1997, penyakit jantung koroner menyebabkan 466.101 kematian dan saat ini merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Berikut ini tabel yang menyajikan persentase kematian akibat penyakit kardiovaskuler di Amerika Serikat pada tahun 1998.

Aterosklerosis ialah pembentukan lesi jaringan ikat-lemak dalam intima, disebut bercak aterosklerosis, yang menyempitkan lumen pembuluh darah disertai perubahan degenerasi lapis media dan adventisia. Kepentingan utama aterosklerosis diduga karena predileksinya pada arteri koroner, arteri yang membekali jantung. Artei koroner yang terkena ateroma melatarbelakangi bentuk penyakit sebagai penyakit jantung koroner (Buja, 1995).

Informasi tentang keganasan penyakit jantung koroner sepertinya kurang diindahkan oleh kebanyakan manusia terutama bangsa Indonesia. Budaya konsumsi junk food yang di dalamnya banyak terkandung kolesterol sudah merajalela. Padahal kita tahu bahwa asupan kolesterol yang tinggi merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner.

Manifestasi penyakit jantung koroner disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dengan suplainya. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen miokardium diakibatkan oleh karena spasme otot vaskular atau obstruksi pembuluh darah karena lesi aterosklerosis. Sehingga obat-obat yang digunakan untuk terapi penyakit jantung koroner tujuannya untuk mengurangi vasokonstriksi atau spasme koroner dan meningkatkan perfusi miokardium dengan relaksasi arteri koroner serta menurunkan kebutuhan oksigen jantung. Terdapat 3 golongan obat yang efektif baik tunggal atau kombinasi untuk mengobati penyakit jantung koroner yakni nitrat organik, penyekat beta adrenergik dan penyekat kanal kalsium (Brezenoff, 1997)

Penggunaan obat-obat sintetik seperti nitrat organik, penyekat beta adrenergik dan penyekat kanal kalsium memang potensi untuk menyembuhkan penyakit jantung koroner sudah teruji secara klinis, tetapi dalam penggunaannya dalam masyarakat banyak laporan mengalami efek samping obat yang serius. Contohnya, pada penggunaan obat nitrat organik akan menyebabkan hipotensi dan penyekat kanal kalsium akan menyebabkan hipotensi, edema perifer, dan konstipasi. Selain itu pula obat-obat sintetik penggunaannya hanya terbatas pada kondisi pasien tertentu, misalnya penyekat beta adrenergik tidak dianjurkan pemakaiannya pada pasien diabetes, penyakit vaskular dan penyakit paru obstruksi kronik (Brezenoff, 1997).

Dalam ilmu kedokteran, terapi untuk menyembuhkan suatu penyakit digunakan pengobatan modern dan pengobatan tradisional atau yang biasa disebut pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif, sudah lama dilakukan oleh orang terdahulu, menggunakan bahan-bahan asli dari tanaman biasanya lebih manjur dibandingkan menggunakan obat-obatan sintetik karena selain lebih efektif juga lebih sedikit efek samping yang ditimbulkannya.

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan yang berkhasiat obat. Penggunaan tanaman obat secara empiris menjadi dasar bagi penelitian pengembangan obat tradisional, walaupun belum diakui secara formal tetapi penggunaan obat tradisional masih tetap tinggi di tengah keberadaan obat modern yang berbahan kimia (Handayani, 2006).

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh subur di tanah Papua di Jawa Tengah, orang menyebutnya dengan nama makuto dewo, makuto rojo, dan makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat. Nama ini diberikan karena pohon ini mampu mengobati aneka penyakit Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit berat seperti kanker, sakit jantung, diabetes, asam urat, tekanan darah tinggi dan penyakit ginjal (Harmanto, 2004).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Dewanti W, Siti Narsitoh Wulan dan Indira Nur C membahas tentang aktivitas antioksidan dan antibakteri produk kering, instan dan effervescent dari buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), memberikan hasil yang signifikan terhadap kegunaan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) sebagai antioksidan.
Antioksidan ialah suatu zat pencegah oksidasi dengan cara menstabilkan radikal bebas. LDL-C merupakan suatu kolesterol kurang stabil yang rentan proses oksidasi. Apabila LDL-C teroksidasi maka akan mencetuskan proses pembentukan aterosklerosis pada pembuluh darah sehingga penyakit jantung koroner akan terjadi. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) mengandung flavonoid yang dapat bertindak sebagai antioksidan dan dapat mencegah penyakit jantung koroner.

Dari beberapa uraian diatas maka penulis tertarik untuk menulis karya ilmiah tentang khasiat buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) sebagai obat alternatif pencegahan penyakit jantung koroner.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mengetahui khasiat buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) sebagai obat alternatif pencegahan penyakit jantung koroner

2. Tujuan Khusus
a.Mengetahui patogenesis dan patofisiologi penyakit jantung koroner
b.Mengetahui proses terjadinya aterosklerosis yang merupakan penyebab penyumbatan darah arteri koronaria
c.Mengetahui berbagai macam zat yang terkandung di dalam tanaman mahkota dewa yang berpotensi untuk menyembuhkan suatu penyakit
d.Mengetahui zat yang terkandung dalam mahkota dewa yang dapat mencegah penyakit jantung koroner

C. Manfaat

1.Bagi Penulis
Melatih kemampuan mahasiswa menulis karya ilmiah dan sebagai wujud pengaplikasian ilmu pengetahuan kedokteran terutama di bidang pencegahan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dengan menggunakan daun tanaman mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
2.Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan mengenai cara atau upaya pencegahan penyakit jantung koroner menggunakan buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
3.Bagi Penulis Selanjutnya
Dapat dijadikan referensi atau bahan acuan untuk penulisan yang serupa

PEMBAHASAN

A. Penyakit Jantung Koroner

Patogenesis Aterosklerosis

Patogenesis aterosklerosis merupakan suatu proses interaksi yang kompleks, dan hingga saat ini masih belum dimengerti sepenuhnya. Interaksi dan respons komponen dinding pembuluh darah dengan pengaruh unik berbagai stressor (sebagian diketahui sebagai faktor resiko) yang terutama dipertimbangkan. Teori patogenesis yang mencakup konsep ini adalah hipotesis respons terhadap cedera, dengan beberapa bentuk cedera tunika intima yang mengawali inflamasi kronis dinding arteri dan menyebabkan timbulnya ateroma (Ross, 1999).

Untuk beberapa waktu lamanya patogenesis aterosklerosis dikuasai oleh dua teori, yang masing-masing tidak mutlak berdiri sendiri, melainkan dapat berlaku tunggal atau dalam gabungan. Teori pertama disebut insudasi atau infiltrasi lemak yang menyatakan bahwa bercak aterosklerosis berkembang sebagai reaksi dinding pembuluh terhadap peningkatan filtrasi lemak dan protein plasma dari darah. Teori kedua yaitu teori enkrustasi atau trombogenik beranggapan aterosklerosis sebagai akibat episode berulang trombosis mural dan organisasinya, mengakibatkan pembentukan bercak menonjol
(Buja, 1995)

Dinding pembuluh darah terpajan berbagai iritan yang terdapat dalam hidup keseharian. Diantaranya adalah faktor-faktor hemodinamik, hipertensi, hiperlipidemia, serta derivat merokok dan toksin misalnya homosistein atau LDL-C teroksidasi. Agen infeksius (Chlamydia pneumoniae) juga dapat menyebabkan cedera. Dari kesemua agen ini, efek sinergis gangguan hemodinamik yang menyertai fungsi sirkulasi normal yang digabungkan dengan efek merugikan hiperkolesterolemia dianggap merupakan faktor terpenting dalam patogenesis aterosklerosis (Brown, 2006).

Dinding arteri terdiri atas lapisan konsentrik tempat sel-sel endotel, sel-sel otot polos, dan matriks eksrasel dengan serabut elastis dan kolagen yang dapat terlihat dengan jelas. Ketiga lapisan ini adalah intima, media dan adventisia. Lapisan intima terdiri atas sel-sel endotel yang membatasi arteri dan merupakan satu-satunya bagian pembuluh darah yang berinteraksi dengan komponen darah. Hal penting mengenai endotel adalah :
1.Mengandung reseptor untuk LDL-C dan bekerja sebagai sawar dengan permeabilitas yang sangat selektif
2.Memberikan permukaan nontrombogenik oleh lapisan heparin dan oleh sekresi PGI2 (Vasodilator kuat dan inhibitor agregasi trombosit), dan oleh sekresi plasminogen
3.Mensekresi oksida nitrat (suatu Vasodilator kuat)
4.Berinteraksi dengan trombosit, monosit, makrofag, limfosit T, dan sel-sel otot polos melalui berbagai sitokin dan faktor pertumbuhan.
(Brown, 2006).

Lapisan media merupakan bagian otot dinding arteri dan terdiri atas sel-sel otot polos, kolagen dan elastin. Lapisan intima melindungi lapisan media dari komponen-komponen darah. Lapisan media bertanggung jawab atas kontraktilitas dan kerja pembuluh darah. Lapisan adventisia merupakan lapisan terluar dinding pembuluh darah (Brown, 2006).

Pada aterosklerosis terjadi gangguan integritas lapisan media dan intima, sehingga menyebabkan terbentuknya ateroma. Hipotesis respons terhadap cedera memperkirakan bahwa langkah awal dalam aterogenesis adalah cedera yang kemudian menyebabkan disfungsi endotel arteri dengan meningkatnya permeabilitas terhadap monosit dan lipid darah. (Brown, 2006).

Hipotesis terhadap jejas pada aterosklerosis kini digunakan secara luas sebagai yang paling sesuai dengan sejumlah data yang terhimpun. Teori ini menyebutkan bahwa :
1.Aterosklerosis bermula sebagai jawaban terhadap bentuk jejas pada endotel arteri
2.Jejas endotel berakibat perlekatan monosit dan trombosis pada permukaan intima, proliferasi sel otot polos di dalam intima arteri
3.Síntesis matriks jeringan ikat dalam jumlah besar oleh sel-sel tersebut, deposisi lemak intra dan ekstrasel yang sekaligus menyebabkan pembentukan kutub lemak dan febris berulang yang menyertainya.(Buja, 1995)

Hiperkolesterolemia sendiri diyakini mengganggu fungsi endotel dengan meningkatkan produksi radikal bebas oksigen. Radikal ini menonaktifkan oksida nitrat, yaitu faktor endothelial-relaxing utama. Apabila terjadi hiperlipidemia kronis, lipoprotein tertimbun dalam lapisan intima di tempat meningkatnya permeabilitas endotel. Pemajanan terhadap radikal bebas dalam sel endotel dinding arteri menyebakan terjadinya oksidasi LDL-C, yang berperan dan mempercepat timbulnya plak ateromatosa (Brown, 2006).

Oksidasi LDL-C diperkuat oleh kadar HDL-C yang rendah, diabetes melitus, defisiensi esterogen, hipertensi, dan adanya derivat merokok. Sebaliknya, kadar HDL-C yang tinggi bersifat protektif terhadap timbulnya PJK bila terdiri atas sedikitnya 25% kolesterol total. Hiperkolesterolemia memacu adhesi monosit, migrasi sel otot polos subendotel, dan penimbunan lipid dalam makrofag dan sel-sel otot polos. Apabila terpajan dengan LDL-C yang teroksidasi, makrofag menjadi sel busa, yang beragregasi dalam lapisan intima, yang terlihat secara mikroskopis sebagai bercak lemak. Akhirnya, deposisi lipid dan jaringan ikat mengubah bercak lemak ini menjadi ateroma lemak fibrosa matur. Ruptur menyebabkan inti bagian dalam plak terpajan dengan LDL-C yang teroksidasi dan meningkatnya perlekatan elemen sel, termasuk trombnosit. Akhirnya deposisi lemak dan jeringan ikat mengubah plak fibrosa menjadi ateroma, yang dapat mengalami perdarahan, ulserasi, kalsifikasi, atau trombosis dan menyebabkan infark miokardium (Brown, 2006).

Patofisiologi

Kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh pembuluh darah yang mengalami gangguan menyebabkan terjadinya iskemik miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan serta menekan fungsi miokardium (Brown, 2006).

Manifestasi penyakit jantung koroner disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dengan masukannya. Masukan oksigen untuk miokardium sebetulnya tergantung dari oksigen dalam darah arteria koronaria. Dikenal 2 keadaan ketidakseimbangan masukan terhadap kebutuhan oksigen itu, yaitu hipoksemia (iskemia) yang ditimbukan oleh kelainan vaskuler dan hipoksia yang disebabkan kekurangan oksigen dalam darah (Muin, 2004).

Berkurangnya kadar oksigen mendorong miokardium untuk mengubah metabolisme aerob menjadi metabolisme anaerob. Metabolisme anaerob melalui jalur glikolitik jauh tidak lebih efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerob melalui fosforilasi oksidatif dan siklus krebs. Pembentukan fosfat berenergi tinggi menurun cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerob (yaitu asam laktat) akan tertimbun sehingga menurunkan pH sel(Brown, 2006).


B. Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Mengandung Flavonoid yang Berfungsi sebagai Antioksidan

Hasil penelitian Lisdawati (2002) menunjukkan bahwa daging buah dan cangkang biji mengandung beberapa senyawa antara lain: alkaloid, flavonoid, senyawa polifenol, dan tanin. Golongan senyawa dalam tanaman yang berkaitan dengan aktivitas antikanker dan antioksidan antara lain adalah golongan alkaloid, terpenoid, polifenol, flavonoid dan juga senyawa resin.

Dari penelitian ilmiah yang sangat terbatas diketahui bahwa tanaman mahkota dewa memiliki kandungan kimia yang kaya itu belum semuanya terungkap. Dalam daun dan kulit buahnya terkandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Selain itu di dalam daunnya juga terkandung polifenol (Harmanto, 2003).
Aktivitas flavonoid sebagai antioksidan sudah tak diragukan lagi. Menurut Shahidi dan Naczk dalam bukunya berjudul Food Phenolics: Sources, Chemistry, Effects and Applications, flavonoid berperan sebagai antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas (free radical scavengers) dengan melepaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Pemberian atom hidrogen ini akan menyebabkan radikal bebas menjadi stabil dan berhenti melakukan gerakan ekstrim, sehingga tak merusak lipida, protein, dan DNA (materi genetik) yang menjadi target kerusakan seluler. Hal senada dikatakan oleh Kandaswami dan Middleton (1997), bahwa flavonoid dapat bertindak sebagai quencer oksigen singlet dan sebagai chelator logam

Flavonoid menghentikan tahap awal reaksi dengan melepaskan satu atom hidrogen kemudian berikatan dengan satu radikal bebas. Selanjutnya dengan mekanisme seperti itu, radikal peroksi dapat dihancurkan atau distabilkan oleh resonansi dari gugus hidroksil yang membuat energi aktivasinya berkurang Peranan flavonoid yang demikian itu dapat menghalangi terjadinya tahapan inisiasi penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis. Pada akhirnya dapat mengurangi risiko serangan jantung koroner dan stroke.

C. Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dapat Mencegah Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen dan suplai oksigen. Kebutuhan oksigen yang kurang adekuat diakibatkan oleh karena aliran darah yang mengangkut oksigen menurun dalam pembuluh darah koroner jantung. Menurunnya aliran darah dalam arteri koronaria disebabkan oleh terbentuknya plak ateroma (aterosklerosis) yang merupakan timbunan lemak (LDL-C). Aterosklerosis terjadi karena LDL-C yang teroksidasi difagositir oleh makrofag, selanjutnya makrofag akan berubah menjadi sel busa (Foam Cell) yang dapat menempel dalam pembuluh darah koroner. Proses yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi akumulasi dari sel busa tersebut. Selain itu pula sel-sel otot polos pembuluh darah berproliferasi dan menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah koroner sehingga derajat iskemia akan semakin meningkat.

Flavonoid yang banyak terkandung dalam buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dapat mencegah pembentukan atheromatous plaque dengan bertindak sebagai antioksidan sehingga penyakit jantung koroner dapat dicegah. Flavonoid berperan sebagai antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas (free radical scavengers) dengan melepaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Flavonoid juga menghentikan tahap awal reaksi dengan melepaskan satu atom hidrogen kemudian berikatan dengan satu radikal bebas. Selanjutnya dengan mekanisme seperti itu, radikal peroksi dapat dihancurkan atau distabilkan oleh resonansi dari gugus hidroksil yang membuat energi aktivasinya berkurang..

Flavonoid mencegah oksidasi LDL-C sehingga LDL-C tidak difagositir oleh makrofag dan pembentukan atheromatous plaque tidak terjadi. Pembentukan atheromatous plaque tidak terjadi maka tidak ada aterosklerosis pada arteri koronaria dan kebutuhan oksigen miokardium seimbang dengan aktivitasnya. Selain itu, flavonoid akan menambah aliran darah ke jantung melalui pembuluh darah koroner karena efek vasodilatasinya. Pengaliran yang adekuat pada jantung akan mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner.

Flavonoid juga akan mencegah pembentukan trombus dalam lumen pembuluh darah dengan mencegah pembentukan tromboksan dengan menghambat membran Cyclooxigenase-1 (prostaglandin pathway). Tromboksan adalah agen pembentuk trombus pembuluh darah dengan memperkuat pembentukan agregat-agregat trombosit yang dapat menyumbat lumen pembuluh darah.

PENUTUP

A.Simpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka didapat beberapa kesimpulan yakni :
1.Penyakit jantung koroner merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung oleh pembuluh darah koroner
2.Aterosklerosis adalah penyempitan pembuluh darah koroner yang terbentuk karena proses degeneratif dari permukaan dalam pembuluh darah yang melibatkan LDL-C teroksidasi sebagai bahan pembentuk utama sehingga suplai darah ke jantung berkurang
3.Tanaman mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) banyak mengandung zat kimia seperti flavonoid, alkaloid, tanin, alkaloid, flavonoid, senyawa polifenol, dan tanin, terpenoid, polifenol dan senyawa resin yang dapat digunakan untuk pengobatan alternatif berbagai penyakit
4.Flavonoid yang terkandung dalam buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) berfungsi sebagai antioksidan sehingga penggunaannya sebagai obat alternatif dapat mencegah penyakit jantung koroner

B.Saran

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka diajukan beberapa saran yakni :
1.Buah mahkota dewa dapat dipergunakan sebagai obat alternatif pencegahan penyakit jantung koroner
2.Penulisan mengenai khasiat tanaman mahkota dewa tidak hanya pada penyakit jantung koroner saja tetapi juga khasiatnya dapat mengobati penyakit kanker, diabetes, alergi dan infeksi bakteri yang dapat dijadikan bahan untuk penulisan karya ilmiah selanjutnya
3.Masih banyaknya kandungan kimia dari tanaman mahkota dewa yang dapat diteliti lebih lanjut karena dapat berpotensi untuk menyembuhkan berbagai penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C and Hall, John E. 1996. Fisiologi Kedokteran Edisi. Jakarta :
EGC

Harmanto, Ning. 2003. Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa. Jakarta : Agro
Media Pustaka

Katzung, Bertram G. 1994. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC

Lovastatin, Kohlmeier. 2005. Penyakit Jantung dan Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta : Prestasi Pustaka

Moore, Keith L, and Agur Anne M R. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta :
Hipokrates

Murray, Robert K., Granner, Daryl K., Mayes, Peter A., and Rodwell, Victor W.
2001. Biokimia Harper. Jakarta : EGC

Mycek, Mary J., Harvey, Richard A, and Champe, Pamela C.1997. Lippincott’s
Illustrated Reviews. Philadelphia : Lippincott-Raven Publishers

Price, Sylvia A, and Wilson Lorraine M. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Purba, A. 2006. Kardiovaskuler dan faal Olahraga. Bandung : Universitas
Padjadjaran

Robbins, Stanley L, and Kumar, Vinay. 1995. Patologi I. Jakarta : EGC

Robbins, Stanley L., Cotran, Ramzi S.,and Kumar, M.D. Vinay. 1999.
Dasar Patologi Penyakit. Jakarta : EGC

Soeharto, Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner Dan Serangan Jantung. Jakarta:
Gramedia Putaka Utama

Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Staf Pengajar Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1995.
Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya Baru

Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, Bambang., Alwi, Idrus., Simadibrata K, Marcellus.,
Setiati, Siti. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Suryani, Amanda. 2005. Pengaruh Serbuk Biji Jarak, Mahkota Dewa, dan
Mahoni terhadap keparahan penyakit bercak daun Cercospora dan karat
daun pada kacang tanah (Arachis Hypogaea). Skripsi. Fakultas Pertanian.
Bandar Lampung

Wiryodidagdo, Sudjaswadi Drs. 2002. Tanaman Obat Untuk Penyakit Jantung,
Darah Tinggi, dan Kolesterol. Jakarta : Agro Media Pustaka

Atherosklerosis. http://www.medicastore.com. Diakses tanggal 23 Desember 2006

Biologi Jantung dan Pembuluh Darah Jantung. http://www.medicastore.com.
Diakses tanggal 23 Desember 2006

Dewanti, W Tri., Wulan, Siti Narsitoh, dan Nur, C Indira.2004. Aktivitas
Antioksidan dan Antibakteri Produk Kering, Instan Dan Effervescent Dari Buah Mahkota Dewa ( Phaleria macrocarpa ).10 halaman : 4-5 http://www.iptek.net.id. Diakses tanggal 4 Mei 2007

Lisdawati, Vivi Dra, MSi, Apt., Tesis S-2 di FMIPA UI. Suara Pembaruan, Rabu
9 April 2003. http://www.pdpersi.co.id. Diakses tanggal 4 Mei 2007

Mahkota Dewa. http://www.iptek.net.id. Diakses tanggal 4 Mei 2007

Mills et al., 2000 dan Wiryowidagdo, 2000 dalam Anonymousa 2004. http://www.kompas.co.id. Diakses tanggal 4 Mei 2007

Yasmin.2003.Ramuan Tradisional Mahkota Dewa. http://www.Ywirja@hotmail.com. Diakses tanggal 4 Mei 2007

0 comments:

Post a Comment